Perkembangan Sepatu Brand Lokal
SNEAKERS BRAND LOKAL
Sneaker lokal memang sedang menggila. Sejak empat tahun terakhir, sneaker lokal melonjak naik dan mulai mendapatkan tempat di hati masyarakat. Terlebih gerakan #LocalPrideIndonesia yang selama ini sering digaungkan suka tidak suka berpengaruh signifikan terhadap pesatnya daya beli masyarakat.
Tren sneaker lokal melonjak sejak tahun 2016. Saat itu Piero mengeluarkan seri Piero Jogger Burgundy yang diterima dengan baik oleh pasar. Saat itu Piero langsung viral dan menjadi bahan pembicaraan. Tak mau ketinggalan momen, League juga mengeluarkan artikel terbaiknya.
Melihat pangsa pasar sneaker lokal yang sedang meningkat tajam, produsen sneaker lokal pun mulai nampak ke permukaan. Word Division--sneaker asal Bandung meramaikan pasar dengan siluet Vans Old Skool yang memang banyak disukai anak muda pada tahun 2017.
Saat itu Word Division menjadi buah bibir karena logo petir yang menjadi trademark dianggap meniru brand asal Amerika, Revenge X Storm milik Ian Connor. Tetapi Rizki Ferdinan, selaku Owner Word Division, membuktikan bahwa perusahaannya lebih dulu menggunakan logo petir.
Kejayaan sneaker lokal berlanjut di tahun 2017. Nah Project dengan seri Yoga FlexKnit Carbon menggebrak pasar nasional setelah Presiden Joko Widodo memakainya untuk berkegiatan sehari-hari. Tahun 2018, giliran Compass Gazzele yang mencuri perhatian khalayak.
Influencer sekaligus penggerak #LocalPrideIndonesia Tirta Mandhira Hudi menjelaskan tren sneaker lokal sebenarnya sudah ada sejak lama bahkan sebelum era media sosial. Tirta, yang juga sering mereview sneakers lokal menjelaskan bahwa tren sneaker lokal dimulai sejak era Kasogi, Homyped, dan Brodo.
Lebih jauh, saat ini menurut Tirta, kini mulai banyak acara-acara pameran sneaker lokal semisal Jakarta Sneaker Day, Jakcloth, Brightspot, Sole Vacation, dan Indonesia Local Select. Khusus yang disebutkan terakhir, acara tersebut baru saja diselenggarakan di Gedung Sabuga, ITB, Bandung, pada 20-21 September 2019.
Kebanyakan produsen sneaker lokal merupakan pelaku industri usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Kebanyakan dari mereka memanfaatkan UMKM dan pabrik kecil sebagai basis produksi sneaker lokal. Oleh karena itu, skala produksi mereka tentu tidak dalam skala besar.
Komentar
Posting Komentar